CERITA SEX PERMERKOSAAN BUNGA KAMPUS OLEH 3 DOSEN
Cerita Sex Ternakal dan Terpopuler - Santi baru saja selesai mandi pagi, tubuhnya kini terasa segar. Senin pagi ini ia harus menemui pak Benny ketua jurusan fakultas hukum di kampusnya. Dia berusaha memakai pakaian serapi mungkin, diluar kebiasaannya setiap ke kampus yang selalu memakai pakaian casual.
Shanti sudah menduga cepat atau lambat ia akan dipanggil oleh pihak kampus berkaitan dengan gambar gambarnya yang dimuat di subuah majalah khusus pria. Biaya kuliah saat ini sangat mahal, apalagi usaha orang tuanya agak tersendat sehingga otomatis aliran uang pun tersendat. Beruntung seorang kawan menawarinya pekerjaan menjadi model di sebuah majalah khusus pria dewasa, syaratnya tentu saja harus berani tampil hot.
Shanti menerima tawaran itu dan gambarnya pun kerap menghiasi majalah pria dewasa, uang yang diterima nya pun cukup lumayan. Namun meski begitu, tetap saja penghasilannya belum cukup memenuhi seluruh kebutuhan hidup dan kuliahnya. Oleh karena itu di waktu luang ia juga menjadi “escort”.
Shanti bercermin untuk terakhir kalinya, mengagumi tubuhnya sendiri, rambut panjang, body ideal dan buah dada yang membanggakan. XSanti tak pernah memakai make up berlebih, ia mempunyai kecantikan alami, kecantikan yang banyak membuat mata para lelaki terbelalak. hari ini Shanti sengaja memakai rok hitam diatas lutut dan blouse putih yang ketat mencetak buah dadanya.
Dia tiba di ruang ketua jurusan sedikit terlambat akibat macet. Shanti mengetuk pintu dan masuk, ia sedikit terkejut karena selain pak Benny, disana ada pak Lukas pembantu rektor, dan pak Aris dosen di fakultas hukum.
Di meja kerja pak Benny tergeletak majalah dewasa yang memuat gambar gambar panas Shanti yang semi nude. Shanti sedikit panik, karena ia tak menyangka harus bertemu tiga orang itu, tadinya ia akan sedikit “merayu” ketua jurusan seandainya ia akan kena sanksi. Tapi sekarang..?
“Silakan duduk ” kata pak Benny.
“Pagi pak…” jawab Xhanti dan duduk
“Xhanti… Kamu dipanggil kemari sehubungan dengan gambar kamu yang dimuat di majalah ini, kamu tahu ini bisa mencoreng nama baik kampus ini..” kata pak Benny.
“Tapi pak… Gambar ini punya estetika seninya, bukan gambar tabloid murahan.. Apalagi majalah ini punya reputasi yang bagus…” Xhanti membela diri.
“Meski begitu bukan berarti kamu bisa bebas seperti ini, ingat reputasi terhormat kampus kita, apalagi dimana kamu kuliah tertulis jelas disitu.” kata pak Lukas.
Xhanti menyadari bahwa percuma ia berdebat, ia pasti kalah. namun ia tetap mencari cara bagaimana ia bisa keluar dari masalah ini. Xhanti berusaha menarik simpati mereka.
“Maaf pak… Sekarang ekonomi keluarga saya sedang bermasalah, sementara kebutuhan saya banyak terutama untuk membayar uang kuliah pak…” kata Xhanti sedikit memelas.
“Tapi kan kamu bisa bilang… Atau setidaknya mengajukan permohonan beasiswa…” kata pak Aris.
“Maaf Xhanti, namun demi nama baik kampus kita .. Kamu bisa saja kami keluarkan ” kata pak Benny kemudian.
Xhanti sedikit panik, ia sudah setengah jalan di fakultas hukum, ia tak mau jika harus berhenti di tengah jalan, dan menyia nyiakan tahun tahunnya.
“Aduh…pak… Tolong..saya mohon kebijaksanaannya…… Saya siap melakukan apa saja pak…” kata Xhanti.
Ruangan itu mendadak sunyi. Xhanti kemudian menyesali ucapannya, ia bisa merasakan ketiga mata lelaki itu memandanginya dengan penuh minat, keringat dingin keluar dari dahi Xhanti.
“Kita bisa mempertimbangkannya kembali kok Xhanti.. Tapi tentu saja sesuai kata kata kamu…kamu harus melakukan sesuatu”
“Maksud bapak…?” Xhanti mulai menduga apa yang ada di balik otak dosennya itu.
“Kamu terlihat sangat berbakat di majalah ini..sekarang…. Seberapa jauh kamu bisa memanfaatkan “bakat” kamu itu untuk menolong kuliah kamu….” kata pak Benny sambil tersenyum nakal.
Xhanti mengerti maksud perkataan itu, ia memang tak punya banyak pilihan, namun ia juga sedikit enggan harus melayani ketiga dosen bejadnya ini.
“Saya mengerti pak.. Tapi saya juga punya syarat.. Semuanya hanya dilakukan hari ini, di tempat ini dan tidak berlanjut ke hari atau waktu lain..” kata Xhanti.
Ketiga orang itu terlihat ragu, mereka saling memandang. Xhanti tahu ia harus memanfaatkan keraguan mereka. Xhanti pun berpindah tempat duduk ke sofa, disana ia sengaja memamerkan pahanya yang mulus, membuat ketiga pria ia itu menelan ludah.
“Bagaimana pak setuju…..?” kata Xhanti sambil membuka dua kancing blousenya dan menyibakan rambutnya ke belakang.
Pak Benny org pertama yang menghampiri Xhanti, celananya terlihat menggembung. Pak Benny kemudian berlutut diantara kaki Xhanti. Xhanti menyambutnya dengan melebarkan kakinya, ia membiarkan tangan pak Benny menyusuri kaki dan pahanya sampai ke pangkal paha.
Pak Lukas menyusul mendekati Xhanti, dengan sedikit kasar ia meremas buah dada Xhanti dan mencubit putingnya. Sementara pak Benny melepaskan rok mini dan CD Xhanti, ia terpana melihat keindahan vagina Xhanti yang tertutup sedikit rambut halus. Pak Benny mendorong Xhanti agar berbaring di sofa untuk kemudian ia menjilati vagina Xhanti penuh nafsu dengan jilatan yang hangat dan basah.
“Kamu cantik sekali Xhanti….” kata pak Lukas sambil melepas blouse Xhanti dan branya.
“Dan ingat kamu harus melakukan apa saja hari ini sesuai perintah kami..” kata pak Lukas kemudian.
Xhanti kembali berkeringat dingin, kata kata pak Lukas membuatnya berpikir. Apakah ada yang lebih buruk dripada harus melayani nafsu bejad ketiga dosennya ini..?
“Tapi…aahh..” Xhanti tak dapat melanjutkan kata katanya, ketika pak Lukas menyedot buah dadanya dengan kasar, sementara buah dada satunya jadi mainan pak Aris.
Serangan bersamaan pada tubuhnya menimbulkan efek yang luar biasa bagi Xhanti, ini pertama kalinya ia harus melayani tiga pria sekaligus. Xhanti merasakan ada sesuatu dalam tubuhnya yang siap meledak.
Sementara bagai kelaparan pak Benny masih menjilati vagina Xhanti. Tak lama kemudian Xhanti merasakan sesuatu yang hangat dan basah mengalir diantara kakinya, dan tubuhnya seolah kehilangan tenaga.
Rasa geli dan nikmat muncul ketika pak Lukas menjilati seluruh tubuh Xhanti, dari leher sampai perut, tangannya tak lepas dari buah dada Xhanti. Xhanti mencoba menikmati dan meresapi semua rangsangan yang ia dapatkan dari tiga org ini.
Perlahan tapi pasti jilatan jilatan pak Benny membuat Xhanti mencapai kembali orgasme,
“Aahh..ahhhh…pak…aauhhhh….” rintih Xhanti tubuhnya kembali melemas
Belum sempat Xhanti mengumpulkan tenaga, tiba tiba pak Benny bekata
“Yahh..belum apa apa udah lemes…..sekarang kan baru kita mau mulai…”
Xhanti terkejut melihat penis pak Benny saat ia melepas celananya. Besar dan panjang menegang, ia khawatir tak snggup menghadapinya, ia menggeleng dan sedikit protes..
“Nanti dulu pak… Bentar.. Saya masih lemas…… Bentar lagi…”
‘Hehehe.. Ingat perjanjiannya kan…..? Apalgi kamu bilang harus hari ini dan saat ini juga.. Hehehe… Siap atau enggak ya harus mau… Hehehe..” kata pak Benny tak mempedulikan perotes Xhanti, lalu memasukan penisnya ke vagina Xhanti.
Setiap inchi penis pak Benny masuk sebuah kesakitan dirasakan Xhanti, yang walau bukan virgin namun vaginanya masih sempit.
Xhanti mengerang saat kepala penis menerobos masuk, namun ia sedikit tertolong oleh cairan yang keluar akibat rangsangan sebelumnya. Setelah beberapa lama, penis pak Benny terlihat terbenam di dalam vagina Xhanti, ia menggeram puas, ia kemudian mengatur posisi untuk siap menggenjot tubuh Xhanti.
Xhanti menangis kesakitan saat gigi pak Aris menggigit buah dadanya sampai lecet. Namun belum juga penderitaannya berakhir pak Lukas ikut ikutan menggigit buah dada Xhanti yang satunya, hingga kedua buah dadanya menjadi lecet.
“Awww..sakit…jangan..kasar kasar..pak…tolong…..” ucap Xhanti kesakitan
Mereka berdua malah menjilati dan menyedot buah dada Xhanti tepat dilkukanya, membuat Xhanti menangis kesakitan.
Menahan sakit Xhanti menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, ia menyesali perkataanya tadi. Ia tak sengaja bicara seperti itu, bahwa ia siap melakukan apa saja. Sedikit kesadaran membuatnya ia tiba tiba berontak. Dengan penis yang masih menancap di vagina Xhanti, Benny berkata.
‘Eeitt.. Mo kemana sayang…. Ingat kamu berjanji memberikan bakat kamu ke kita bertiga hehehehe…”
Xhanti lemas tak berdaya, ia hanya bisa pasrah sekarang, ia tak menyangka akan menjadi begini. Penderitaan Xhanti makin bertambah saat tiba tiba pak Benny mempercepat genjotannya, vagina Xhanti terasa sangat sakit harus menerima beban di luar kapasitasnya. Menit demi menit berlalu, menit menit penuh kesakitan bagi Xhanti.
Diantara rasa sakit Xhanti merasakan cairan hangat mengalir diantara kakinya, sebentar lagi akan mencapai orgasme. Pak Lukas dan pak Aris sudah melepaskan mulutnya dari buah dada Xhanti, namun mereka masih tetap meremas remas buah dada Xhanti yang terlihat sudah memar dan lecet.
Tiba tiba, pak Benny mencabut penisnya dari vagina Xhanti. Sambil tiba tiba membalikan tubuh Xhanti. Tanpa basa basi lagi ia menusukan penisnya ke anus Xhanti. Xhanti tak sempat menjerit karena, mulutnya telah disumpal oleh penis pak Lukas.
Dengan menahan sakit ia juga harus mengocok penis pak Lukas dengan mulutnya, akhirnya karena tak tahan kesakitan Xhanti akhirnya tak sadarkan diri. Entah berapa lama Xhanti pingsan namun ketika sadarkan diri, rasa sakit itu belum hilang. Bahkan penis pak Aris kini sedang menancap di vaginanya, di buah dadanya terasa cairan putih kental juga di mulutnya.
“Hehehe….. Sudah bangun sayang…… Tenang sebntar lagi bapak selesai kok..” kata pak Aris.
Xhanti agak sedikit lega sampai tiba tiba pak Lukas berkata,
“Setelah ini kamu harus melayani kita bertiga sekaligus….. Kalo sampe pingsan… Kita akan panggil engkus satpam kampus untuk menikmati tubuh kamu juga .. Hahahahah…”
Xhanti terdiam lemas, lelah tak berdaya berharap hari ini cepat berlalu.


0 Comments